Manusia Akan Hilang. Cerita Abadi Lewat Tulisan

Rabu, 14 Januari 2015

On 19.15 by Jejakpena in    4 comments
Dua hari terakhir, gue jadi mahasiswa termuda di kampus. Di masa liburan kaya gini, ternyata kampus ramai oleh mereka para pejuang toga. Dan tulisan kali ini, terinspirasi oleh mereka...

Semangat kaka2ku :* muahhhh

TULISAN DI BLOG INI BERAWAL dari suara bising di tengah himpitan  gedung-gedung kampus yang dipenuhi jeritan para pedamba toga dan tangis para janda. Alah’

Sampai saat ini, saya masih bingung cara membuat paragraf awal yang keren itu seperti apa? maklum ini saya masih belajar dan saya menulis hanya bermodalkan tampang yang keren. Maap saya bukan boy band, saya hanya seorang Mahasiswa yang Sedang berjuang untuk Mendapatkan seorang Mahasiswi. HIDUP MAHASISWI

Saya teringat Sebuah Kalimat dari Seorang tokoh yang sangat Saya Idolakan, "Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa yang selalu benar. Dan murid bukan kerbau. (Soe Hok Gie).

Tentunya Kalimat ini sangat Mewakili perasaanku yang sering kali disakiti oleh Dosen Saya Sendiri, *hiks . Namun kalo saya adalah Soe Hok Gie, Saya tidak akan tega melempar Dosen Saya ke keranjang Sampah, alangkah baiknya di lempar saja ke Keranjang basket. *Puing, GOAL’ eh maap.

Terus terang, Saya sudah bosan untuk mengutarakan semua isi pikiran secara langsung, Saya merasa, bicara juga tidak di dengarkan. Kapan saya bisa dimengerti? Kapan kalian dapat memahami? Ketika bangsa ini mengaku negara demokrasi, adakah dari kalian yang mau mendengar jeritan ini? #ripdemokrasi

 ~ ~ ~

Seorang Mahasiswa Pernah Berkata, Wahai Para Dosen yang Beriman “Sesungguhnya Bibir ini tak sanggup lagi berkata, sebab telinga kalian tak mau lagi mendengar. Lihatlah kami penerus bangsa. Hanya bisa menjerit, meski tak bersuara”
 
Berangkat dari keresahan itulah, Saya sebagai Mahasiswa yang perduli akan nasib teman-teman Mahasiswa di Seluruh alam semesta, memutuskan untuk menjadi seorang pahlawan di tengah-tengah harga sembako yang melambung tinggi. *eh gak nyambung. Bukan itu, Sebenarnya gini, saya  masih punya impian besar agar terjadi perubahan dengan tenaga pengajar kita. inilah jalan yang Saya tempuh, dan BLOG ini adalah wujud dari itu. karna bagi saya, Saat semua Tenaga pengajar kita tidak punya kemampuan untuk mendengar bisikan, mau tidak mau mereka harus mendengar sebuah jeritan. Maka siapkan Diri kalian *jeng-jeng*
 
Intinya, saya mewakili suara hati para pedamba toga di sudut kelas, yang terdiam ketakutan melihat wajah bapak yang seram, bahkan yang rindu melihat senyum ibu yang riang. Sudahlah, cukup hentikan semua omong kosong ini (pak). Sudah hentikan saja basa-basi ini (buk). Jangan ada batasan lagi, jangan ada halangan lagi, jika suatu saat kita bertemu, Saya berharap senyuman itu ada dan pelukan mesra itu hadir di tengah-tengah perjumpaan kita.
 
Inti dari pada inti, di blog ini saya akan mengajak kamu kamu dan kamu untuk merenung sejenak, untuk memikirkan tentang wajah pendidikan kita, Dosen kita, Guru kita, mereka yang kita sebut pahlawan yang t’lah berjasa mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan hanya itu, kalian akan saya bawa Masuk dalam perjalanan panjang yang penuh luka didada untuk berjuang mendapatkan Sebuah Toga. Lalu Setelah ini, Saya berharap tidak ada lagi ketakutan, tidak ada lagi kekakuan, tidak ada lagi perendahan. lewat tulisan Saya menyampaikan pesan, lewat tulisan Saya mengharapkan kepekaan, dan lewat tulisan saya mengukir kesan. yang Saya butuhkan hanyalah kesediaan untuk mau mendengarkan. Dan semoga setelah ini kita lebih memahami ARTI KEHIDUPAN. 

4 komentar:

  1. bener - bener sudah ahli nulis nya. mau baca dari postingan pertama ah

    http://seorangjones.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Postingan pertama jangan dibaca ! nanti mata mu bedarah --"

    BalasHapus
  3. Mau komen apa ya??
    ngga ngerti sih..

    BalasHapus