Manusia Akan Hilang. Cerita Abadi Lewat Tulisan

Minggu, 19 April 2015

On 00.55 by Jejakpena in    4 comments
“Aku akan sangat bahagia jika kau rela aku pergi”


Kira – kira seperti itu tweet yang membuat aku terdiam sejenak. “Akhirnya kau lelah juga” pikirku. Seharusnya aku tak harus terkejut dengan keadaan ini. Bukan kali pertama hal ini terjadi padaku, tapi kali ini terasa sangat berbeda. Mungkin karena aku bukan hanya suka, bukan juga sekedar cinta tapi aku benar – benar menyayanginya. Hari itu angkasa tampak muram. Mungkin dia tahu hatiku sedang kelam.

Rintik kepedihan terus membasahi bumi.
Aroma hujan dan suhu dingin mencekik hati yang murung kehilangan sebagian harapan.
Kini, cinta itu benar – benar pergi.
Bersama mimpi dan harapan yang perlahan mati.

Binar mata yang dulu penuh warna.
Lambat laun memudar
Hingga ku tersadar
Kau Tlah pergi tuk selamanya… 

Jika kau membaca rangkaian huruf tak berarti ini, ketahuialah. Bahwa hati yang sudah kau patahkan dua kali ini tak akan bisa kau patahkan lagi. Sudah cukup kesempatan yang telah kuberikan padamu. Sudah cukup tetesan air mata berharga yang kutumpahkan untukmu. Saat ini, sepertinya Tuhan menginginkan ku untuk sejenak menurunkan tadahan tangan, dan mulai berdiri mencari nama lain untuk disebut dalam sebuah amin.

Aku hanya ingin kau tahu pria yang kamu sakiti ini adalah seorang anak laki-laki yang berjuang mati-matian untuk menjadi ayah yang baik.

Untukmu. Jangan sakiti dia yang saat ini kau harapkan. Tunggulah dia menjadi seorang yang bisa memimpinmu. Membahagiakanmu dalam sebuah kekekalan. Berbahagilah. Doaku bersamamu.


 “Selamat tinggal, aku pergi dalam keadaan sangat mencintaimu.” 
Bandung, 19 April 2015

4 komentar: