Manusia Akan Hilang. Cerita Abadi Lewat Tulisan

Minggu, 04 Januari 2015

On 18.12 by Jejakpena in ,    5 comments
Sekarang,
gue mau jujur-jujuran.

Kalau boleh jujur, sisa hidup gue lebih banyak dihabiskan di dalam kamar. Menyendiri. Dengan internet, buku dan makanan kecil. Jauh di dalam hati, gue adalah seorang introvert. Tertutup. Gue tidak suka berada di tempat keramaian dan lebih memilih untuk menyendiri di dalam kamar.

Sampai pada suatu titik,
gue merasa kosong.


Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa gue adalah pengidap ADD (Attention Deficit Disorder). Untuk yang pengin tahu ADD lebih detail, kalian bisa googlling aja. Simpelnya, ADD adalah penyakit psikologis di mana seseorang merasa kurang mendapat perhatian. Orang ADD itu selalu merasa kesepian. Gue, jauh di lubuk hati yang paling dalam, selalu merasa tidak memiliki tempat untuk bercerita. Gue merasa tidak punya siapa-siapa. Itulah kenapa, orang yang kenal gue secara langsung bakal ngerasa kalo gue caper dan hiperaktif. Kalo ketemu orang bawaannya heboh.

Sebetulnya, itu hanya kamuflase.

Sekali waktu orang melihat gue berbicara nyerocos dan asal di depan teman-teman. Sepulangnya di rumah, gue hanya tiduran, diam menatap langit-langit kamar. Ngedengerin suara jarum jam.

Itulah kenapa, gue senang melihat orang tertawa. Meliihat orang tertawa, membuat gue merasa tidak sendirian. Gue menganggap orang yang tertawa sebagai cerminan diri gue sendiri. Ketika bisa tertawa lepas bersama, i feel like something that I have someone’s ears and eyes.

Itulah kenapa, gue suka menulis. Menulis membuat gue merasa tidak sendirian. Gue seakan punya telinga palsu yang bisa kapan saja mendengarkan. Gue bisa cerita apa saja. Hal yang sangat sulit gue lakukan di kehidupan nyata mengingat gue hanya mau berbicara serius dan berat kepada beberapa orang saja. Itulah kenapa, meskipun blog ini tidak seramai blogger terkenal seperti Arif, Bena, atau Raditya, tetapi gue lanjut terus. Gue berusaha jujur kepada apa yang gue tulis.

Dari masih SMP, temen gue di sekolah cuma sedikit. Walaupun suka ngawur dan kata orang gue mudah berbaur, tetapi gue cukup selektif memilih teman. Teman yang gue maksud adalah yang beneran teman. Bukan cuma yang say hello kalo ketemu di jalan atau datang kalau ada maunya. Masuk SMA tidak jauh berbeda. Di mata orang tua, gue adalah anak yang selalu dibandingkan dengan saudara- saudara gue yang lain. Gue selalu diberi beban untuk bisa lebih baik dari mereka. Kalo lebih jelek, gue bakal dimarahi. Kalo lebih baik, ya wajar saja, kan udah ada contohnya. Sekarang gue cuma tinggal sendiri di Bandung, dan situasi semacam ini ngebuat gue jadi lebih jarang komuniasi sama orang.
 
Itulah kenapa gue sadar komedian seperti Parto pernah mengeluarkan pistol dan menembakkannya di depan umum, kenapa Mitch Hedberg mati karena overdosis narkoba, kenapa Robin William, katanya mati gantung diri karena stres. Tapi gue gak akan kaya mereka ko, jadi keep calm gaes :))

Intinya adalah...gue mau jujur kalau sebetulnya, orang yang suka melucu itu, jauh di dalam hatinya menyimpan kesepian yang mendalam. Sama persis kaya quote yang gue dapet di twitter " Dibalik orang humoris ada hati yang teriris ".

See you next post :))

5 komentar: