Manusia Akan Hilang. Cerita Abadi Lewat Tulisan

Minggu, 01 November 2015

On 17.31 by Jejakpena in ,    6 comments
sangalay

Dalam sajakku. Kau selalu menjadi diksi yang penuh arti. Dalam puisi ku. Kau selalu lebih dari seorang dewi. Adalah kamu penghuni lama kepala ini, pemilik debar pada dada kiri

Ingatanku melayang takala lagu yang sering kita dengar bersama mulai mengalun di kepala yang penuh rindu. Merusak setiap jahitan luka yang dengan susah payah aku rangkai. Menghancurkan kembali setiap kuat yang coba aku bangun sendiri. Adalah kamu yang membuatku begitu cinta sebelum akhirnya pergi dan melahirkan luka.

Dulu. Sebelum senja melahirkan luka. Sebelum senja kehilangan warna. Sebelum kita berubah menjadi aku saja. Senja adalah bagian terbaik yang ditampilkan semesta. Mengakhiri hari dengan jamuan semesta bersama mu adalah hal terbaik yang pernah tercipta.

Aku masih ingat banyak hal yang kau katakan perihal senja. Perihal indahnya, perihal philosofinya, perihal cinta yang ada di dalamnya. Dulu, katamu senja itu seperti kita “indah dan penuh warna” tapi mungkin kau juga lupa jika senja “hanya indah dan penuh warna hanya untuk sementara”. 
 
Adalah kamu. Yang mengajariku mencintai senja. Dan. Adalah kamu. Yang meninggalkanku pada senja paling luka.
 
 Bandung, 14 September 2015. Jam 17:48

6 komentar: